POSISI:MESINSLOT: Website Slot Gacor Gampang Menang Terpopular Hari Ini > MENJADI SELLER >

13 Tokoh Penting Sumpah Pemuda, Siapa Saja dan Apa Peran Masing-masing?


Diperbarui:2024-11-08 08:54    Jumlah Klik:58
Twibbon Sumpah Pemuda 2021, Ada yang Resmi dari KemenporaSuasana di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Foto: Rachman Haryanto/detikcomJakarta -

Sumpah pemuda adalah momen bersejarah yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Peristiwa ini terjadi ketika para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara berkumpul dalam Kongres Pemuda II.

Dalam kongres ini, mereka mengikrarkan komitmen untuk bersatu sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa: Indonesia.

Ikrar ini menjadi landasan penting dalam perjuangan mencapaikemerdekaan Indonesia yang menandai kesadaran akan keragaman etnis dan budaya yang harus disatukan demi mencapai tujuan bersama.

Sumpah Pemuda tidak hanya menegaskan semangat nasionalisme, tetapi juga melahirkan tokoh-tokoh penting yang berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun identitas bangsa.

Baca juga: 10 Lagu Nasional Bertema Sumpah Pemuda, Cocok Dinyanyikan pada 28 Oktober!Tokoh-Tokoh Penting Sumpah Pemuda

Berikut daftar 13 tokoh penting dalam sumpah pemuda beserta peran dan biodata singkatnya:

1. Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopoespito lahir di Tuban, Jawa Timur pada 22 Februari 1905 adalah ketua panitia Kongres Pemuda II. Ia dikenal sebagai seorang aktivis di bidang pendidikan. Sebelum tinggal bersama Ki Hajar Dewantara, Soegondo sempat tinggal di Surabaya bersama pamannya saat belajar di HIS. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Yogyakarta pada 23 April 1978 pada usia 73 tahun.

2. Soenario Sastrowardoyo

Soenario Sastrowardoyo lahir di Madiun, Jawa Timur pada 28 Agustus 1902. Soenario menjabat sebagai penasihat panitia Kongres Pemuda II. Ia merupakan salah satu penggagas Manifesto 1925 saat aktif di Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda bersama Muhammad Hatta.

Sebagai pengacara berpendidikan Meester in de rechten, Soenario sering membela para aktivis gerakan yang berurusan dengan aparat polisi Hindia Belanda. Soenario meninggal dunia di Jakarta pada 17 Mei 1997.

3. Johannes Leimena

Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku pada 1905. Ia adalah anggota Jong Ambon dan panitia Kongres Pemuda II. Sebagai aktivis, Leimena menjadi menteri selama 20 tahun di pemerintahan Presiden Soekarno. Johannes terlibat dalam 18 kabinet dari 1946 hingga 1966 dan pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, dan Menteri Sosial.

Selain itu, ia juga merupakan anggota DPR, Konstituante, dan Ketua Parkindo dari 1950 hingga 1961. Leimena meninggal pada 29 Maret 1977 di Jakarta.

Baca juga: Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya: Dari Zaman Kerajaan hingga Kemerdekaan4. Djoko Marsaid

Djoko Marsaid adalah ketua Jong java yang menjadi wakil ketua saat Kongres Pemuda II berlangsung.

5. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada 24 Agustus 1903. Ia adalah anggota Sumatra Bond dan dikenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, serta ahli hukum yang dihormati. Yamin adalah salah satu pelopor puisi modern Indonesia dan diakui sebagai Pahlawan Nasional.

6. Amir Sjarifoeddin Harahap

Amir Sjarifoeddin lahir di Medan pada 17 April 1907. Ia berkontribusi besar dalam perumusan Sumpah Pemuda dan dikenal sebagai politikus sosial yang menjadi tokoh utama Partai Komunis Indonesia (PKI). Amir pernah menjabat sebagai menteri di beberapa kabinet, termasuk kabinet Presidensial dan Kabinet Sjahrir.

Amir menjabat sebagai perdana menteri dari 3 Juli 1947 hingga 29 januari 1948. Selain itu ia juga memimpin Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II. Amir ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 desember 1948 akibat keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.

7. WR Supratman

Wage Rudolf Supratman lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 9 Maret 1903. Ia dikenal karena memainkan lagu yang kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia Raya pada penutupan Kongres Pemuda II. Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur dan diakui sebagai Pahlawan Nasional. Tanggal lahirnya juga diperingati sebagai Hari Musik Nasional.

8. Sarmidi Mangoensarkoro

Sarmidi Mangoensarkoro lahir di Surakarta pada 23 mei 1904. Ia adalah tokoh penting dalam Kongres Pemuda I dan II, di mana ia mengemukakan pentingnya pendidikan bagi Indonesia sebuah bangsa. Dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, Sarmidi juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dari 1949 hingga 1950.

9. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Ia adalah salah satu tokoh yang berperan dalam penyusunan naskah sumpah Pemuda dan pernah menjadi sekretaris pribadi HOS Tjokroaminoto.

Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Indonesia (PSII) dan menginginkan Indonesia menjadi negara yang berdasarkan Islam. Ia menolak tawaran untuk menjadi menteri dalam kabinet Amir Sjarifoeddin dan kemudian membentuk kelompok Darul Islam. Ia juga melakukan perlawanan terhadap pemerintahan dari 1949 hingga 1962. Kartosoewirjo dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.

10. Kasman Singodimedjo

Kasman Singodimedjo lahir di Purworejo, Jawa tengah pada 25 Februari 1904. Ia berperan sebagai wakil Jong Islamieten Bond dalam Kongres Pemuda II. Setelah Indonesia merdeka, ia menjabat sebagai Jaksa Agung pada tahun 1945 - 1946 dan Menteri Muda Kehakiman dalam Kabinet Amir Sjarifoeddin II. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua KNIP yang merupakan cikal bakal DPR. Kasman meninggal pada 25 Oktober 1982 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2018.

11. Mohammad Roem

Mohammad Roem lahir pada 16 Mei 1908 di Temanggung, Jawa Tengah. Ia adalah aktivis pemuda dan mahasiswa hukum yang aktif dalam organisasi seperti Obligasi Jong Islamieten (1924) dan Sarekat Islam (1925) selama kebangkitan nasional.

Pada masa kemerdekaan, Roem dikenal sebagai diplomat yang handal dalam perundingan melawan Belanda. Di bawah presiden Soekarno, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri,dan Menteri Dalam Negeri.

12. Adnan Kapau Gani

Adnan Kapau Gani, lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 105. Ia adalah seorang aktivis pemuda yang terlibat dalam Jong Sumatra Bond dan hadir di Kongres Pemuda II.

Gani adalah seorang dokter, politisi, dan tokoh militer. Ia pernah menjabat sebagai wakil Perdana menteri dalam Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II. Setelah revolusi pada 1949, ia menjadi Gubernur Militer Sumatera selatan dan diangkat sebagai rektor Universitas Sriwijaya pada 1945. Gani meninggal pada 23 desember 1968.

13. Sie Kong Liong

Sie Kong Liong adalah pemuda keturunan Tionghoa yang lahir pada 3 Januari 1878. Ia membuka rumahnya yang berada di Jalan Kramat Raya 106 untuk menjadi lokasi Kongres Pemuda II. Atas inisiatif soenario, rumahnya dipugar oleh Gubernur DKI Ali Sadikin dan dijadikan Gedung Sumpah Pemuda yang kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Dampak Sumpah Pemuda

Dengan adanya Sumpah Pemuda memberikan beberapa dampak positif bagi Indonesia. dalam buku Sumpah Pemuda Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional, disebutkan lima dampak sebagai berikut:

1. Tumbuhnya Semangat Kebangsaan

Kongres Pemuda II pada 1928 menjadi momen krusial dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia. Peristiwa ini diputuskan untuk mengakui satu kebangsaan dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran bangsa akan pentingnya persatuan di tengah keragaman suku dan budaya, serta menghadapi upaya Belanda yang berusaha memecah belah.

Sejarah mencatat bahwa kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit pernah berhasil mempersatukan suku-suku dengan menghormati keberagaman. Namun, kedatangan Belanda mengganggu sistem perdagangan dan menyebabkan isolasi antar suku. dengan dibukanya stovia pada tahun 1875, pemuda dari berbagai daerah mulai berinteraksi dan menyadari identitas bersama yang berlanjut hingga Sumpah Pemuda.

Sumpah ini menjadi simbol tekad yang kuat untuk bersatu demi kemerdekaan, mengingatkan pada sumpah bersejarah seperti Sumpah Palapa Gajah Mada. Akhirnya, Sumpah Pemuda membangkitkan rasa percaya diri dan kebangsaan di kalangan pelajar dan memotivasi mereka untuk melawan penjajahan.

2. Terarahnya Tujuan Pergerakan

Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menandakan tekad untuk bersatu dan mengesampingkan ide-ide kedaerahan dan mengakui keberagaman etnis hingga agama. Para pemuda saat itu memahami bahwa persatuan adalah kunci kemerdekaan. Karena perjuangan terpisah sering kali gagal.

Sumpah ini menjadi awal perjuangan kemerdekaan dalam semangat satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. dengan makna kemerdekaan yang tetap berpegang pada norma hukum. Akhirnya sumpah Pemuda memicu generasi muda untuk membangun masyarakat yang damai dan sejahtera, melintasi batas etnis dan agama.

3. Memasyarakatnya Lagu Indonesia Raya

Setelah Kongres pemuda Kedua, lagu "Indonesia Raya" diresmikan sebagai lagu kebangsaan dan dinyanyikan dengan hormat di berbagai acara. Lagu ini menjadi simbol kebangkitan nasional dan tantangan terhadap kekuasaan kolonial Belanda. Respon pemerintah kolonial menunjukkan ketidaknyamanan mereka terhadap lagu ini. Hal ini terjadi karena semakin terkenal dikalangan masyarakat, bahkan digunakan oleh Jepang untuk propaganda melawan Belanda.

4. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan

Kongres Pemuda I menjadi dilema tentang bahasa nasional yang mengingatkan keragaman etnis dengan lebih dari 300 bahasa. Setelah Kongres Pemuda kedua, bahasa Indonesia resmi digunakan dalam pertemuan dan mengingatkan bahasa Belanda. media massa juga mulai memakai bahasa ini. Ini mendukung perkembangan sastra Indonesia dan memerlukan standar baku. Oleh karena itu, Kongres Pemuda Bahasa Indonesia Pertama diadakan pada tahun 1938 untuk mendirikan lembaga bahasa dan menyusun tatabahasa baru.

5. Pertumbuhan Pergerakan Wanita

Sebelum Kongres Pemuda I, wanita terpelajar aktif dalam organisasi pemuda. Setelah Sumpah pemuda, semangat kebangsaan mendorong wanita untuk memperjuangkan emansipasi dalam politik dan pendidikan.

Pada 22 Desember 1928, organisasi wanita mengadakan kongres di Yogyakarta dan dipimpin oleh tokoh-tokoh pergerakan. Beberapa organisasi bergabung menjadi "Istri Indonesia" yang berfokus pada kebangsaan dan kerakyatan.

Pada Kongres Perempuan III tahun 1938, tanggal 22 desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. sumpah Pemuda mengingatkan pentingnya persatuan di kalangan generasi muda dan menekankan perlunya nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan dan martabat bangsa.

20DVideo: 'Selamat Hari Sumpah Pemuda' Menggema di X20DVideo: 'Selamat Hari Sumpah Pemuda' Menggema di X(pal/pal)

TAUTAN: