Setiap generasi memang memiliki bahasa gaulnya sendiri, termasuk Generasi (Gen) Alpha. Gen Alpha adalah sebutan untuk orang-orang yang lahir antara tahun 2010-2025.
Tumbuh di dunia digital yang serba cepat, mereka mudah mendapatkan informasi dari mana saja termasuk media sosial. Di media sosial juga, berbagai bahasa gaul atau slang baru ditemukan, seperti skibidi, sigma, riz, dan yang lainnya.
Kata-kata ini kerap disematkan dalam sebuah percakapan. Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Dr Iwa Lukmana MA menyebutkan fenomena tersebut tergolong dalam bahasa semusim.
Di mana bahasa tersebut akan hadir dalam jangka waktu tertentu dan kemudian hilang. Tetapi bila di antara bahasa semusim ini tetap digunakan lama dan menetap, tak menutup kemungkinan bila skibidi, sigma, riz, dan lainnya bisa masuk ke bahasa Indonesia standar bahkan disahkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
"Kami tidak pernah resah dengan bahasa-bahasa semusim. Kalau suatu saat di antara bahasa semusim itu ada yang menetap, itu pasti akan masuk ke bahasa Indonesia yang standar," katanya kepada wartawan di The Sultan Hotel & Residence Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2024).
Baca juga: Sejarah Bahasa Indonesia dan Perkembangannya: Dari Zaman Kerajaan hingga KemerdekaanBaca juga: Menurut Laporan, Ini 15 Negara dengan Tingkat Literasi Paling RendahBanyak Bahasa Gaul Sudah Masuk KBBIDi kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Drs Imam Budi Utomo MHum menjelaskan kini banyak bahasa gaul yang sudah masuk ke dalam KBBI. Contohnya 'gabut' dan 'mager'.
Tetapi di setiap kata tersebut terdapat sebuah keterangan berbunyi 'Cak' atau cakapan. Hal ini menunjukkan bahwa kata-kata tersebut adalah kata cakapan yang biasa digunakan dalam percakapan langsung.
Meski sudah hadir di KBBI, kata-kata ini kemungkinan besar belum bisa digunakan sebagai kata baku. Penandaan cakapan atau cak untuk memudahkan orang asing dalam menggunakan bahasa Indonesia.
"Karena kalau tidak seperti itu orang asing akan bingung sendiri. Ketika (ia) menggunakan kata-kata yang biasa digunakan oleh masyarakat tetapi tidak ada di dalam KBBI," jelas Imam.
Sebagai kamus resmi, KBBI harus bisa merangkum penggunaan kata-kata yang populer di masyarakat. Sehingga di dalamnya tidak hanya bahasa baku. Tetapi bahasa baku dan penulisannya menjadi bagian tak terpisahkan dari KBBI.
"Tetapi yang harus kita ingat bahwa KBBI itu bukan Kamus Baku Bahasa Indonesia tetapi untuk kebakuan bahasa Indonesia salah satu di antaranya bisa kita lihat di KBBI," ucapnya.
Sebelumnya pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Bahasa Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD mengungkap banyak bahasa baik bahasa daerah, bahasa asing, hingga slang bisa masuk KBBI. Asal memenuhi syarat utama yakni frekuensi penggunaan kata-kata tersebut harus luas dan tinggi atau sering digunakan masyarakat Indonesia.
"Bahasa Inggris, bahasa Korea, atau bahasa apapun itu yang sering banyak dipakai di masyarakat kita serta sudah seperti menjadi bahasa Indonesia gitu ya, maka itu kita bisa masukkan ke KBBI," ungkap Aminudin.
Berdasarkan hal tersebut skibidi, sigma, riz, aura, dan bahasa gen Alpha lain bila frekuensinya banyak digunakan dan tidak hilang seperti yang disebutkan Iwa meski sudah berlalu lama. Maka kata-kata itu bisa masuk ke dalam KBBI di masa mendatang.
Sejarah Terbentuknya Bahasa Indonesia